Arab Saudi merupakan negara produsen dan pengekspor minyak terbesar di dunia dengan cadangan minyak terbesar kedua dan cadangan gas terbesar keenam di dunia.
Bank Dunia mengkategorikan Arab Saudi sebagai negara dengan Indeks Pembangunan Manusia yang sangat tinggi, dan satu-satunya negara Arab yang menjadi anggota dari Ekonomi Utama G-20.
Negara ini memiliki jumlah pengeluaran keuangan militer tertinggi keempat di duniadan menempati posisi importir senjata terbesar kedua di dunia pada 2010–14 menurut SIPRI.
Tentang Arab Saudi
Arab Saudi, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Arab Saudi, adalah sebuah negara di Asia Barat yang mencakup hampir seluruh wilayah Semenanjung Arabia.
Dengan luas wilayah sekitar 2.150.000 km2 (830.000 sq mi), Arab Saudi adalah negara terbesar kelima di Asia dan kedua terbesar di Dunia Arab setelah Aljazair.
Arab Saudi berbatasan langsung dengan beberapa negara di sekitarnya seperti Yordania, Irak, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman, dan Yaman.
Negara ini memiliki dua pesisir penting, yaitu Laut Merah dan Teluk Persia, dan mayoritas wilayahnya terdiri dari gurun pasir.
Arab Saudi modern terdiri dari empat distrik bersejarah, yaitu Hejaz, Najd, sebagian Arabia Timur (Al-Ahsa), dan Arabia Selatan (‘Asir).Negara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Ibnu Saud yang mempersatukan empat wilayah dalam serangkaian penaklukan.
Kerajaan Arab Saudi sejak itu menjadi monarki absolut, di mana keputusan politik dibuat berdasarkan konsultasi antara Raja, Dewan Menteri, dan elit tradisional negara yang mengawasi pemerintahan.
Meskipun gerakan keagamaan ultrakonservatif Wahhabi dianggap sebagai “fitur utama budaya Saudi”, kekuatan pendirian agama telah terkikis secara signifikan pada tahun 2010-an hingga sekarang.
Arab Saudi terus mendefinisikan dirinya sebagai negara Islam Arab yang berdaulat dengan Islam sebagai agama resminya, bahasa Arab sebagai bahasa resminya, dan Riyadh sebagai ibu kotanya.
Ekonomi Saudi adalah yang terbesar di Timur Tengah dan menawarkan pendidikan universitas gratis, tanpa pajak penghasilan pribadi,serta sistem perawatan kesehatan umum gratis.
Arab Saudi menjadi rumah bagi populasi imigran terbesar ketiga di dunia, dan memiliki salah satu populasi termuda di dunia, dengan sekitar 50 persen dari 34,2 juta penduduknya berusia di bawah 25 tahun.
Arab Saudi juga merupakan anggota aktif dan pendiri beberapa organisasi internasional seperti Dewan Kerjasama Teluk, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kerjasama Islam, Liga Arab.
Mata Uang Arab Saudi
Mata uang resmi Arab Saudi adalah riyal Saudi (kode ISO: SAR), yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Arab Saudi (Saudi Arabian Monetary Authority). Satu riyal dibagi menjadi 100 halala.
Riyal Saudi memiliki nilai tukar yang tetap terhadap dolar Amerika Serikat sejak tahun 1986 dengan nilai tukar 1 USD = 3.75 SAR.
Namun, pada awal tahun 2020, nilai tukar riyal Saudi turun hingga mencapai 1 USD = 3.80 SAR akibat tekanan global terhadap pasar minyak dan dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi global.
Riyal Saudi tersedia dalam pecahan kertas dan logam. Pecahan kertas meliputi 1, 5, 10, 50, 100, 500 riyal, sedangkan pecahan logam terdiri dari 5, 10, 25, 50, dan 100 halala.
Bank Sentral Arab Saudi juga menerbitkan serangkaian koin peringatan yang memiliki nilai nominal yang berbeda dan dirilis pada peristiwa tertentu, seperti Haji dan perayaan nasional.
Riyal Saudi seringkali disingkat sebagai SR atau ر.س dalam bahasa Arab.
Mata uang ini sangat penting dalam perdagangan internasional dan merupakan salah satu mata uang yang paling diperdagangkan di dunia.
Riyal Saudi juga digunakan di seluruh Arab Saudi dan merupakan satu-satunya mata uang yang sah untuk transaksi di negara tersebut.
Daftar Kota Dan Populasi
Tabel daftar kota dan populasi di Arab Saudi berdasarkan data dari United Nations Department of Economic and Social Affairs (DESA) pada tahun 2023.
Kota | Populasi (2023) |
---|---|
Riyadh | 7.68 juta |
Jeddah | 3.92 juta |
Makkah | 2.17 juta |
Medina | 1.33 juta |
Dammam | 1.01 juta |
Taif | 752,000 |
Buraidah | 694,000 |
Khobar | 679,000 |
Tabuk | 665,000 |
Khamis Mushait | 599,000 |
Abha | 510,000 |
Najran | 470,000 |
Yanbu | 314,000 |
Al Bahah | 290,000 |
Hafar Al-Batin | 272,000 |
Al-Kharj | 247,000 |
Jubail | 237,000 |
Qatif | 236,000 |
Al Jouf | 202,000 |
Al Mubarraz | 192,000 |
Arar | 188,000 |
Sakakah | 170,000 |
Jizan | 165,000 |
Dhahran | 162,000 |
Al Qunfudhah | 110,000 |
Al Lith | 81,000 |
Catatan: Data populasi dapat berubah dari waktu ke waktu. Data di atas merupakan perkiraan dari DESA pada tahun 2021 dan dapat mengalami perubahan di masa depan.
Daftar Gaji Pekerja di Arab Saudi
Berikut adalah daftar perkiraan gaji pekerja di Arab Saudi berdasarkan beberapa jenis pekerjaan:
Pekerjaan | Gaji Per Bulan (dalam Riyal Saudi) |
---|---|
CEO/Manajer Senior | 40.000 – 100.000+ |
Ahli IT | 8.000 – 25.000 |
Insinyur | 12.000 – 30.000 |
Dokter | 16.000 – 45.000 |
Pengacara | 10.000 – 40.000 |
Akuntan | 8.000 – 20.000 |
Guru Sekolah Menengah | 4.000 – 10.000 |
Sopir Taksi | 3.000 – 6.000 |
Pelayan Restoran | 2.500 – 4.000 |
Penjaga Keamanan | 2.000 – 4.000 |
Hubungan Arab Saudi dan Indonesia
Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan yang erat dalam berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, dan budaya.
Meskipun demikian, beberapa isu kontroversial sering kali muncul dalam hubungan kedua negara tersebut, seperti isu tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi dan juga dampak ekonomi dari Arab Saudi terhadap Indonesia.
Sejarah Hubungan Indonesia dan Arab Saudi
Indonesia dan Arab Saudi telah menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 1950-an, dan kedua negara ini memiliki hubungan yang cukup erat di bidang politik dan ekonomi.
Pada tahun 2015, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Arab Saudi menandai hubungan bilateral yang semakin erat antara kedua negara tersebut.
Arab Saudi merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, terutama di sektor energi dan infrastruktur. Pada tahun 2018, Indonesia mengekspor barang senilai 7,8 miliar dolar AS ke Arab Saudi, sementara Arab Saudi mengekspor barang senilai 1,9 miliar dolar AS ke Indonesia.
Meskipun begitu, terdapat beberapa isu yang masih menjadi perhatian di antara kedua negara tersebut.
Isu Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi
Isu tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi sering kali menjadi sorotan. Sejak tahun 1970-an, banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, terutama dalam sektor pekerjaan berat seperti konstruksi, pertambangan, dan perkebunan.
Namun, masalah perlakuan yang tidak manusiawi terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi sering kali terjadi.
Beberapa kasus penyalahgunaan dan kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi pernah terjadi, termasuk kasus penganiayaan dan pembunuhan.
Selain itu, tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi juga sering kali mengalami masalah dalam hal pembayaran gaji yang tidak sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk melindungi hak-hak tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi, seperti dengan membentuk pusat perlindungan dan pengembangan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah mengajukan permohonan untuk penambahan hak dan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi melalui kesepakatan bilateral antara kedua negara.
Dampak Ekonomi Arab Saudi terhadap Indonesia
Arab Saudi sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia juga memiliki dampak ekonomi yang cukup besar terhadap Indonesia.
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia harus membayar harga yang cukup mahal untuk mendapatkan pasokan minyak dari Arab Saudi.
Namun, di sisi lain, Indonesia juga memperoleh manfaat ekonomi dari hubungan dagang dengan Arab Saudi.
Selain menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, Arab Saudi juga membeli beberapa produk dari Indonesia seperti minyak kelapa sawit dan produk makanan.