Hai Sahabat Pintar, dalam artikel ini kita akan membahas tentang latar belakang dihapusnya sistem tanam. Salah satu faktor penting dalam pertanian adalah sistem tanam. Namun, beberapa waktu yang lalu, sistem tanam ini dihapuskan dan mengundang banyak pertanyaan. Nah, mari kita simak soal dan jawaban terkait latar belakang dihapuskannya sistem tanam.
Soal “Latar Belakang Dihapuskannya Sistem Tanam Adalah Karena”
A. Pertumbuhan Tanaman yang Tidak Optimal
B. Mengurangi Kehilangan Air pada Tanah
C. Menjaga Keseimbangan Lingkungan
D. Meningkatkan Kualitas Tanah
E. Meningkatkan Hasil Panen
Pilihan ganda di atas merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pertanian. Namun, faktor apa yang menjadi latar belakang dihapusnya sistem tanam?
Penjelasan:
Sistem tanam adalah metode menanam tanaman pada lahan pertanian. Sistem tanam yang beragam memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, sistem tanam konvensional yang menggunakan sistem monokultur mulai ditinggalkan dan diganti oleh sistem pertanian yang berkelanjutan, yaitu agroforestri. Lalu, mengapa sistem tanam konvensional dihapuskan?
Salah satu alasan dihapusnya sistem tanam konvensional adalah karena pertumbuhan tanaman yang tidak optimal. Sistem tanam konvensional cenderung hanya menanam satu jenis tanaman dalam satu lahan, sehingga tanah menjadi tidak subur dan kurang produktif. Selain itu, sistem tanam konvensional juga membutuhkan pupuk dan pestisida yang berlebihan. Hal ini memicu dampak buruk bagi lingkungan, seperti pencemaran air dan udara.
Selain itu, sistem tanam konvensional juga mengurangi kehilangan air pada tanah. Sistem tanam konvensional lebih memprioritaskan kecepatan produksi, sehingga banyak air yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanah. Hal ini menyebabkan kekeringan dan mengurangi kualitas air yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia.
Di sisi lain, menjaga keseimbangan lingkungan juga menjadi alasan dihapusnya sistem tanam konvensional. Sistem tanam konvensional cenderung mengurangi keanekaragaman hayati dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak buruk pada kehidupan manusia dan ekosistem.
Meningkatkan kualitas tanah juga menjadi faktor utama dihapusnya sistem tanam konvensional. Sistem tanam konvensional menggunakan pupuk dan pestisida yang berlebihan, sehingga menurunkan kualitas tanah. Sementara itu, agroforestri menerapkan sistem tanam yang lebih berkelanjutan dan mengutamakan keberlanjutan tanah. Hal ini memungkinkan tanaman tumbuh dengan lebih sehat dan lebih subur.
Terakhir, meningkatkan hasil panen juga menjadi faktor dihapusnya sistem tanam konvensional. Meskipun sistem tanam konvensional menghasilkan produksi yang cepat, namun kualitas dan kuantitas hasil panen cenderung menurun. Sedangkan agroforestri menerapkan sistem tanam yang lebih berkelanjutan, sehingga hasil panen lebih berkualitas dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Dengan adanya latar belakang dihapusnya sistem tanam konvensional, maka agroforestri menjadi solusi yang tepat untuk menghadapi masalah pertanian saat ini. Agroforestri menerapkan sistem tanam yang lebih berkelanjutan dan berbasis lingkungan. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan dan menjaga lingkungan, karena itu adalah kunci untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan.