Tawuran antarpelajar merupakan cerminan dari ketidakmampuan melakukan?
a. perdamaian
b. kontrol diri
c. penghargaan
d. penghormatan
e. pengamanan
Kunci jawaban soal :
Jawaban: B. kontrol diri
Pembahasan :
Tawuran antarpelajar dapat menjadi cerminan dari ketidakmampuan melakukan kontrol diri, meskipun tidak selalu demikian dalam setiap kasus.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa tawuran antarpelajar dapat mencerminkan ketidakmampuan dalam melakukan kontrol diri:
1. Emosi yang tidak terkendali
Tawuran sering kali dipicu oleh emosi negatif seperti kemarahan, frustrasi, atau kesombongan. Pelajar yang tidak dapat mengendalikan emosi mereka cenderung merespons secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka.
2. Konflik dan perasaan superioritas
Tawuran antarpelajar sering terjadi karena adanya konflik atau persaingan antara kelompok atau individu. Ketidakmampuan untuk mengelola konflik secara konstruktif dan memiliki sikap saling menghormati dapat memicu tindakan kekerasan.
3.Tekanan sosial
Lingkungan sekolah dapat menciptakan tekanan sosial yang tinggi bagi pelajar. Beban akademik, perundungan, atau ekspektasi yang tinggi dari teman sebaya atau keluarga dapat menyebabkan frustrasi dan mempengaruhi kemampuan kontrol diri.
4. Pengaruh lingkungan dan budaya
Lingkungan di sekitar pelajar, seperti lingkungan keluarga atau pergaulan, dapat memengaruhi cara mereka berperilaku.
Jika terdapat norma atau budaya yang mendorong atau menghargai kekerasan, pelajar mungkin terpengaruh dan sulit untuk mengendalikan diri.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua tawuran antarpelajar dapat disimpulkan sebagai cerminan langsung dari ketidakmampuan melakukan kontrol diri.
Ada faktor lain yang juga memainkan peran penting, seperti kurangnya pengawasan, ketidaktahuan akan akibat dari tindakan kekerasan, atau masalah yang lebih mendalam seperti masalah psikologis atau kecanduan.
Pendekatan yang holistik diperlukan untuk memahami dan menangani tawuran antarpelajar.
Hal ini melibatkan pengenalan dan pengembangan keterampilan sosial, pengelolaan emosi, pemahaman konflik, serta menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong perdamaian serta resolusi konflik yang damai di antara pelajar.